Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Meski sudah dikenal luas, DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Setiap tahunnya, kasus DBD selalu muncul dengan pola fluktuatif, dipengaruhi oleh musim hujan, kepadatan penduduk, hingga kebersihan lingkungan.
Perkembangan Kasus DBD di Indonesia
Sejak pertama slot qris kali dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, kasus DBD terus menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Berikut gambaran perkembangannya:
-
1970–1980-an: Kasus DBD masih relatif sedikit, namun angka kematian cukup tinggi karena keterbatasan pengetahuan dan fasilitas kesehatan.
-
1990-an: Kasus DBD mulai meningkat tajam, terutama di kota-kota besar dengan kepadatan penduduk tinggi.
-
2000-an: DBD menjadi salah satu penyakit endemik utama di Indonesia. Kasus mulai muncul hampir di semua provinsi.
-
2010–2019: Setiap tahun terjadi fluktuasi jumlah kasus. Menurut data Kemenkes, puncak kasus pernah terjadi pada 2016 dengan lebih dari 200.000 kasus.
-
2020–2022: Di tengah pandemi COVID-19, kasus DBD tetap terjadi. Pada 2022 tercatat sekitar 131.265 kasus dengan 1.135 kematian.
-
2023: Beberapa daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan NTT melaporkan peningkatan signifikan, terutama saat memasuki musim hujan.
Faktor Penyebab Fluktuasi Kasus
-
Perubahan Musim: Kasus meningkat saat musim hujan karena banyak genangan air yang menjadi sarang nyamuk.
-
Kepadatan Penduduk: Daerah perkotaan dengan sanitasi buruk lebih rentan.
-
Mobilitas Tinggi: Perpindahan orang dari satu daerah ke daerah lain memudahkan penyebaran virus dengue.
-
Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Masih banyak warga yang belum rutin melakukan langkah 3M (Menguras, Menutup, Mengubur).
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi DBD
-
Program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk): Mengajak masyarakat melakukan 3M Plus.
-
Fogging (Pengasapan): Dilakukan pada daerah dengan kasus tinggi, meski bukan solusi utama.
-
Edukasi Kesehatan: Melalui sekolah, puskesmas, dan media massa.
-
Penggunaan Wolbachia: Teknologi terbaru dengan nyamuk ber-Wolbachia untuk menekan penyebaran virus dengue.
-
Monitoring Kasus: Melalui laporan epidemiologi mingguan di setiap daerah.
Cara Masyarakat Bisa Mencegah DBD
-
Rutin menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali.
-
Menutup rapat wadah penyimpanan air.
-
Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air.
-
Menggunakan lotion anti nyamuk atau kelambu saat tidur.
-
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah.
-
Mendukung program pemerintah seperti penggunaan nyamuk ber-Wolbachia.
DBD masih menjadi ancaman serius di Indonesia dari tahun ke tahun. Meski jumlah kasus fluktuatif, penyakit ini tetap menelan banyak korban setiap tahunnya. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, serta inovasi baru seperti nyamuk ber-Wolbachia, diharapkan kasus DBD bisa ditekan secara signifikan di masa mendatang.